soal:
factor that influences patterns:
stage of relationship and context
interpersonal needs and styles
power
conflict
relational patterns:
supportive and defensive climates
dependencies and counterdependencies
progressive and regressive
1.stage of relationship and context
Konteks adalah gagasan yang
digunakan dalam ilmu bahasa (linguistik, sosiolinguistik, linguistik fungsional
sistemik, analisis wacana, pragmatik, semiotika, dll) dalam dua cara yang
berbeda, yaitu sebagai
* Lisan konteks
* Konteks sosial
Konteks verbal
Konteks verbal mengacu pada teks sekitarnya atau berbicara dari sebuah ekspresi
(kata, kalimat, percakapan gilirannya, tindak tutur, dll). Idenya adalah bahwa
konteks lisan mempengaruhi cara kita memahami ekspresi. Oleh karena itu norma
untuk tidak mengutip orang keluar dari konteks. Karena linguistik kontemporer
banyak mengambil teks, wacana atau pembicaraan sebagai objek analisis, studi
modern konteks lisan terjadi dalam hal analisis struktur wacana dan hubungan
timbal balik mereka, misalnya hubungan koherensi antara kalimat.
Konteks sosial
Secara tradisional, dalam sosiolinguistik, konteks sosial didefinisikan dalam
istilah variabel sosial obyektif, seperti kelas, gender atau ras. Baru-baru
ini, konteks sosial cenderung didefinisikan dari segi identitas sosial yang
ditafsirkan dan ditampilkan dalam teks dan berbicara oleh pengguna bahasa
Teori Multidisiplin
Dalam teori baru multidisiplin tentang konteks, Teun A. van Dijk menolak konsep
objektivis dari konteks sosial dan menunjukkan bahwa sifat relevan dari situasi
sosial hanya dapat mempengaruhi menggunakan bahasa sebagai definisi situasi
subjektif oleh peserta, seperti yang diwakili dan ongoingly diperbarui dalam
mental yang spesifik model pengguna bahasa: model konteks.
2.interpersonal needs and styles
Hubungan interpersonal sangat erat kaitannya dengan
komunikasi. Dua hal ini tak terpisahkan: hubungan interpersonal terjlin melalui
komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi merupakan dasar bagi pengembangan
hubungan interpersonal. Disisi lain ketrampilan komunikasi itu sendiri juga di
tentukan pleh ketrampilan tertentu yang merupakan bagian dari ketrampilan
hubungan interpersonal (Nilam Widyarini, dalam bukunya yang berjudul membangun
hubungan antar manusia.
Menurut Miller (Rakhmat, 2005:120) ‘memahami proses komunikasi interpersonal
menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan
relasional: Komunikasi mempengaruhi perkembangan relasional, dan pada
gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat
komunikasi antara pihakpihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Komunikasi interpersonal (interpersonal comunication)
adalah pertemuan antara orangorang secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara verbal maupun non verbal’.
Komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan interpersonal yang baik.
Karena dalam hubungan interpersonal dilakukan dari mulut ke mulut yang terjadi
dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi, sehingga orang yang
melakukan interaksi tersebut akan bisa mengetahui reaksi orang lain baik yang
bersifat verbal maupun non verbal (Rochmaningsih, 2004).
3.Power ( kekuasaan)
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan
oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan (kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi).
Contoh: seorang ayah atau kepala rumah tangga mempunyai
kekuasaan tetap dirumah untuk mengatur keluarga agar hidup dalam ketertiban. Dan
mempunyai kekuasaan yang berhubungan dengan keluarga atau rumah tangga.
4. Conflict (konflik)
Manusia
sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan
kerjasama. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002) diartikan sebagai
percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Menurut Kartono & Gulo (1987),
konflik berarti ketidaksepakatan dalam satu pendapat emosi dan tindakan dengan
orang lain. Keadaan mental merupakan hasil impuls-impuls, hasrat-hasrat,
keinginan-keinginan dan sebagainya yang saling bertentangan, namun bekerja
dalam saat yang bersamaan. Konflik biasanya diberi pengertian sebagai satu
bentuk perbedaan atau pertentangan ide, pendapat, faham dan kepentingan di
antara dua pihak atau lebih. Pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik
dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi
benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent),
bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent).
Gambar 6.1 menjelaskan tentang perilaku manusia yang muncul akibat dari
perbedaan pendapat. Demonstrasi yang dilakukan untuk menentang kebijakan negara
adalah salah satu bentuk perbedaan pendapat dan kepentingan antara kelompok masyarakat
dengan negara atau dengan kelompok lainnya. Fenomena ini termasuk dalam
kategori konflik, walaupun tidak mengarah kepada pertentangan fisik. Konflik
juga dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa
pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi
secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama.
Contoh: konflik antara pertemanan yang diakibatkan karna
adanya salah paham yang menimbulkan pertengkaran antara temen-teman.
5. Supportive and defensive climates (Iklim defensif):
adalah:
bersikap bertahan, dipakai atau dimaksudkan untuk bertahan, atau dalam keadaan
bertahan. Ketika digunakan dalam praktek, defensif ini sering punya dua
konotasi. Yang pertama konotasinya positif. Ini dikaitkan dengan kemampuan
seseorang dalam mempertahankan dirinya dari serangan, hantaman, godaan, atau
jebakan dari luar (orang dan keadaan). Kemampuan ini merupakan buah dari
kematangan, ketangguhan, atau kedalaman
Defensif dengan konotasi yang ini dapat kita temui dalam strategi peperangan. “Defensive
is more powerful than offensive.” Kenapa? Menurut pengalaman para jagoan,
orang yang lebih memilih strategi offensif (menyerang lebih dulu),
biasanya lebih rentan didominasi nafsu untuk mengalahkan, nafsu keserakahan,
atau nafsu untuk menghancurkan. Secara emosi, strategi ofensif ini jauh
lebih melelahkan ketimbang strategi defensif. Ini tidak berarti mereka yang
defensif itu diam ketika diserang. Mereka tetap menyerang, namun motif dan
kesadaran yang membimbingnya adalah tujuan untuk mempertahankan diri.
Contoh:
Peperangan,
penyerangan, atau pertempuran para nabi. Kalau
dilihat di sejarahnya, strategi yang dipilih adalah defensif (to defend).
Mereka dikirim Tuhan untuk menyebarkan kedamaian, tetapi karena di lapangannya
menghadapi serangan dari orang-orang yang tidak pro dengan nilai-nilai itu dan
menyerangnya, tentu saja tidak tinggal diam. Mereka membalas serangan itu untuk
mempertahankan diri dan misi sucinya.
6. Dependencies
and counterdependencies
dependencies :
keadaan bergantung
kpd orang lain krn belum dapat hidup sendiri; ketergantungan; keadaan tidak merdeka, di bawah kekuasaan atau
pengaruh negara lain (tt negara); keadaan dijajah; Ling hubungan antara unsur-unsur
gramatikal dng salah satu sbg penguasa dan lainnya sbg unsur bergantung
(dikuasai), msl frasa verba menguasai frasa nomina pd tataran klausa, vokal
(inti) menguasai konsonan pd tataran suku kata.
Contoh: seorang anak yang
masih belajar hidup bersosialisasi dan membutuhkan bantuan dari keluarganya
7. Progressive and Regressive:
Progresif
Progresif berasal dari kata progressive
yang memiliki arti :
1. ke arah kemajuan
2. berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarang
3. bertingkat-tingkat naik
Contoh: seorang teman yang mengajak
kakak nya makan siang, tetapi ketika mengajak kakak nya, ternyata kakak nya
lebih bersemangat untuk makan siang dibandingkan adik nya dan bersemangat,
sehingga kemauan untuk melakukannya naik.
Regresif:
Bersifat kata yang berarti mundur atau berurutan mundur
contoh: ketika mengajak teman untuk
berbelanja ke mall, tetapi teman itu tidak begitu bersemangat dan tidak begitu
tertari untuk pergi. Dan dia menjalankan nya dengan tidak memuaskan